Kemenangan UEFA Nations League dapat membawa Spanyol kembali ke kemenangan beruntun, kata pelatih kepala timnas Spanyol, Luis de la Fuente, setelah mengamankan trofi internasional pertama negara itu dalam lebih dari satu dekade melalui kemenangan di drama adu penalti melawan Kroasia.
“Jelas, kemenangan membuat kami lebih bersinar dan saya berharap lebih banyak kemenangan akan datang di masa depan,” kata De la Fuente kepada wartawan pada Senin pagi. “Semua rencana dibangun dengan lebih baik di atas dasar kemenangan dan ini memberi kami lebih banyak kekuatan, kepercayaan diri, ketenangan.”
Trofi pertama Spanyol sejak Euro 2012 yang memberikan hadiah “selamat datang” untuk De la Fuente juga, karena ia berada di bawah tekanan setelah kalah dalam pertandingan keduanya sebagai pelatih timnas Spanyol dengan skor 2-0 melawan Skotlandia di kualifikasi Euro 2024 pada bulan Maret.
Kekalahan mengejutkan itu menyusul performa Piala Dunia Qatar yang mengecewakan di bawah pelatih sebelumnya, Luis Enrique, di mana juara dunia 2010 itu dikalahkan oleh Maroko di babak 16 besar.
Kiper timnas Spanyol, Unai Simon menyelamatkan dua tembakan dalam adu penalti setelah final UEFA Nations League yang menegangkan berakhir 0-0 pada hari Minggu.
Penjaga gawang Bilbao itu menggunakan kakinya untuk menyelamatkan tendangan penalti dari Lovro Majer ketika skor penalti masih di 3-3, kemudian Simon melakukan penyelamatan kedua dengan terjun menukik ke ujung tendangan penalti Bruno Petković di samping tiang gawang.
Dani Carvajal mengeksekusi penaltinya dengan chip “Panenka” untuk memastikan kemenangan timnas Spanyol.
Gelar yang diraih Spanyol sebelumnya datang di Piala Dunia 2010 dan Euro pada tahun 1964, 2008, dan 2012.
Rodri, yang meluapkan kebahagiaannya setelah mencetak penalti, memiliki empat gelar musim ini setelah ia juga memenangkan treble bersejarah bersama klubnya, Manchester City. Dia dinobatkan sebagai pemain terbaik UEFA Nations League untuk menutup musim yang tak terlupakan.
Spanyol tidak berhasil melepaskan tembakan tepat sasaran hingga menit ke-84 pertandingan dan ketika pemain pengganti Ansu Fati akhirnya terlihat ingin memecah kebuntuan, Ivan Perišić berada di garis gawang untuk memblok usahanya. Itu adalah satu-satunya peluang emas Spanyol, dibandingkan dengan Kroasia yang mempunyai 5 kesempatan emas.
Pada babak pertama perpanjangan waktu, Majer menerobos dan jatuh di area penalti di bawah tekel Nacho, tetapi wasit Jerman Felix Zwayer memutuskan bahwa bek Spanyol itu mengenai bola dan menolak banding Kroasia.
Fans Kroasia banyak yang mengenakan jersey dengan nama pemain bintang Luka Modric dan nomor punggung 10, jauh melebihi jumlah fans Spanyol di stadion De Kuip di Rotterdam.
Tapi mereka kecewa karena timnas dukungan mereka dan Modric yang harus melanjutkan penantian gelar internasional pertama mereka.
Kroasia finis kedua di Piala Dunia 2018 dan ketiga di Qatar tahun lalu.
Sementara itu Modric, telah memenangkan Liga Champions lima kali bersama Real Madrid dan dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA pada 2018, mematahkan dominasi Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo selama satu dekade. Tapi dia belum bisa mengakhiri karirnya yang gemerlap untuk timnas Kroasia di penghargaan internasional.
Apakah dia akan bermain lagi di Kejuaraan Eropa tahun depan?
“Saya ingin Luka bertahan,” kata pelatih Kroasia Zlatko Dalic. “Dia pemain yang sangat penting bagi kami.”
Daftar Bandar Judi Slot Online Terpercaya
TRIOSLOT | MATIC4D | JOKERKITA
